Sistem gerak pada manusia (1) : Tulang
Alat
gerak pada manusia dan hewan tingkat tinggi adalah tulang dan otot.
Tulang disebut alat gerak pasif, sedangkan otot disebut alat gerak aktif
karena kemampuannya berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang.
Posting kali ini membahas dengan singkat mengenai Sistem gerak pada manusia : Tulang dan Otot.
Berdasar matriksnya dikenal dua macam tulang, yaitu:
Tulang
Tulang-tulang dalam tubuh manusia menyusun suatu sistem kerangka. Tulang-tulang yang menyusun rangka mempunyai struktur yang beraneka ragam, sesuai dengan fungsinya. Secara umum fungsi rangka adalah:- menegakkan tubuh
- sebagai alat gerak pasif
- tempat melekatnya otot-otot rangka
- melindungi alat-alat yang vital seperti otak, jantung, paru-paru dan lain sebagainya
- tempat pembentukan sel-sel darah
- tempat deposit kalsium dan fosfat
Macam-macam Tulang
Tulang dapat dibedakan atas beberapa macam, baik berdasarkan jenisnya
maupun berdasarkan bentuknya. Berdasarkan jenisnya, tulang dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
Tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan (kartilago) terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit)
yang mengeluarkan matriks yang disebut kondrin. Tulang rawan bersifat
bingkas atau lentur. Tulang rawan pada anak berbeda dengan tulang rawan
pada orang dewasa, karena tulang rawan pada anak berasal dari mesenkim
dan lebih banyak mengandung sel tulang, sedangkan pada orang dewasa
berasal dari perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung calon sel tulang rawan (kondroblas).
Tulang keras / sejati (osteon)
Tulang keras dibentuk oleh sel-sel tulang keras (osteosit) yang
mengeluarkan matriks yang mengandung senyawa kapur dan fosfat.
Penimbunan senyawa ini dalam matriks menyebabkan tulang menjadi keras.
Osteosit yang meyusun tulang keras menempati suatu bagian yang disebut
lakuna. Lakuna ini dihubungkan dengan lakuna-lakuna lain oleh suatu
saluran kecil yang disebut kanalikuli. Lakuna yang berisi osteosit ini
membentuk suatu struktur konsentris yang berpusat pada bagian tengan
yang disebut saluran Havers. Pada saluran ini terdapat sistem saraf dan
pembuluh darah yang bertugas mensuplai oksigen dan nutrisi bagi
osteosit.
Berdasar matriksnya dikenal dua macam tulang, yaitu:
- tulang keras atau tulang kompak, bila matriks tulang rapat dan padat, misalnya:tulang pipa
- tulang spons, bila matriksnya berongga, misalnya: tulang pendek, tulang pipih
Berdasarkan bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- tulang pipa, misalnya tulang paha, tulang betis, tulang kering, tulang hasta, dan tulang pengumpil
- tulang pipih, misalnya tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak
- tulang pendek, misalnya tulang pangkal lengan, tulang pangkal kaki, dan ruas-ruas tulang belakang
Osifikasi (proses penulangan)
Tulang pipa terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian ujung disebut epifise, bagian tengahnya yang tersusun atas tulang keras disebut diafise, dan antara diafise dan epifise terdapat cakra epifise, yang terdiri atas tulang rawan dan banyak mengandung osteoblas (calon osteosit). Pada orang yang masih dalam pertumbuhan bagian inilah yang dapat bertambah panjang. Di dalam tulang pipa terdapat rongga. Rongga ini terjadi karena aktivitas osteoklas
yang berfungsi merombak sel-sel tulang. Selanjutnya rongga itu berisi
sumsum tulang. Sumsum ini berwarna kuning, yang merupakan campuran
antara lemak dan sumsum merah.
Osifikasi adalah proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras.
Rangka manusia telah terbentuk pada akhir bulan kedua, atau awal bulan
ketiga pada waktu perkembangan embrio. Yang mula-mula terbentuk adalah
tulang rawan. Kartilago berasal dari jaringan ikat embrional atau
mesenkim. Di dalam kartilago terdapat rongga yang mengandung osteoblas.
Peristiwa pengerasan tulang ini urutannya sebagai berikut:
- tulang rawan pada embrio banyak mengandung osteoblas, terutama pada bagian tengah epifise dan bagian tengah diafise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan
- osteoblas kemudian akan membentuk osteosit, (sel-sel tulang keras), yang tersusun melingkar membentuk suatu sistem Havers, yang banyak mengandung pembuluh darah serta serabut saraf
- osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang, dan setelah mendapatkan tambahan senyawa Ca dan P, maka tulang akan mengeras
- terjadinya penulangan pada bagian epifise dan diafise akan menyebabkan terbentuknya daerah antara yang tidak mengalami penulangan yang disebut cakra epifise yang berupa tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas
- bagian cakra epifise terus mengalami penulangan, sehingga bagian inilah yang dapat menyebabkan tulang tumbuh memanjang
- di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoklas yang merombak sel-sel tulang yang telah terbentuk, sehingga terbentuk rongga yang berisi sumsum tulang
Hubungan Antartulang (Artikulasi)
Tulang-tulang di dalam tubuh ada yang saling berhubungan dengan erat ada pula yang tidak. Hubungan antartulang ini disebut artikulasi. Hubungan antara tulang yang satu dengan lainnya (persendian tulang) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sinartrosis dan diartrosis.- Sinartrosis, yaitu hubungan antartulang yang tidak memungkinkan adanya gerak. Pada jenis artikulasi ini penghubungnya adalah jaringan ikat yang kelak akan mengalami osifikasi. Misalnya hubungan antar tulang tengkorak (sutura)
- Amfiarthrosis yaitu hubungan antartulang yang memungkinkan sedikit gerak karena antartulang dihubungkan oleh tulang rawan. Misalnya ruas tulang belakang (vertebrae) dan hubungan antara tulang belakang dengan tulang rusuk.
- Diartrosis, yaitu hubungan antartulang yang memungkinkan timbulnya gerak, sering disebut dengan sendi.
- Sendi kaku, kedua ujung tulang agak rata, sehingga menghasilkan gerakan geser dan tidak berporos. Contohnya,hubungan antartulang karpal (tulang pergelangan kaki).
- Sendi engsel, ujung tulang yang bergerak membentuk lekukan. Gerakan ini berporos satu. Misalnya, hubungan tulang pada siku, lutut dan ruas antar jari.
- Sendi ovoid, di mana kedua ujung tulang yang satu berbentuk oval, dan masuk ke dalam suatu lekuk yang berbentuk elips. Misalnya, persendian antara pergelangan tangan dan tulang pengumpil. Sendi ini memungkinkan berporos dua dengan gerak ke kiri dan ke kanan, maju-mundur dan muka-belakang.
- Sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Gerakan ini memungkinkan adanya gerakan rotasi yang berporos satu. Misalnya, hubungan antara tulang kepala dan tulang atlas.
- Sendi pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi pelana berporos dua. Misalnya, hubungan antara ruas jari tangan dengan tulang tapak tangan.
- Sendi peluru (endartrosis), apabila ujung tulang yang satu berbentuk bonggol masuk ke tulang yang berbentuk cekungan. Hubungan ini berporos tiga. Misalnya, tulang lengan atas dengan tulang belikat, tulang paha dengan tulang pinggul.
Konsep yang banyak dicari:
- Sistem gerak pada manusia
- sistem gerak
- bagian tulang keras yang mengandung saraf dan pembuluh darah
- keterangan tentang nama otot untuk form 1
- tulang orang dewasa mengandung
- biologi sistem gerak pada manusia
- gambar sistem gerak
- Alat gerak pd manusia
- sistem gerak pada manusia tulang
- jenis-jenis tulang berdasarkan matriks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar